xblog live

Catatan yang mungkin berguna

Monday, April 16, 2007

Semangat Kerja

Pagi ini Murti sedang asyik bermain game di komputernya, di kantor. Dari tadi gagal melulu, sekarang sudah hampir menang. Tanpa disangka, ada orang yang berdiri di belakangnya dan memandangi game tersebut. Murti tetap konsentrasi penuh. Paling-paling Yudi yang berdiri di belakangnya, pikirnya. Beberapa menit kemudian, akhirnya Murti menang. Aduh senangnya. Sampai-sampai dia berteriak:"Yes!!!", sambil mengepalkan tangan kanannya.

Orang yang berdiri di belakangnya tertawa lalu berkata: "Kalau semangat kerjamu seperti ini, wah perusahaan akan sangat maju". Murti tertegun. "Celaka," pikirnya. Itu bukan suara Yudi, tapi suara Pak Yanto, sang direktur utama. "Mati aku". Murti segera mengambil napas dan menengok ke arah Pak Yanto sambil tertawa malu. Betul-betul malu.

Pak Yanto tersenyum dan berkata:"Betul. Kalau semangat kerjamu sama seperti semangatmu bermain game. Wah! Hebat sekali. Keinginanmu untuk menang sangat tinggi. Tidak mudah menyerah. Berkali-kali gagal, kau coba lagi dan coba lagi. Cobalah mempraktekkannya dalam pekerjaan. Dalam segala hal. Okay?" Sambil berjalan pergi, beliau masih sempat berkata:"Tapi jangan main game melulu." Aduh! Tambah malu lagi. Murti hanya bisa tersenyum nyengir.

Cepat-cepat dia mematikan game komputernya dan kembali menghadapi pekerjaannya yang tadi sedang dikerjakan sebelum main game. Tadi dia sedang membuat laporan mingguan. Sebagai supervisor bagian penjualan, dia harus membuat laporan perkembangan kinerja tim yang dipimpinnya.

Dipandanginya layar komputer yang berisi laporan yang sedang dibuatnya. Aduh, malasnya. Setiap minggu itu-itu saja. Kalimatnya juga mirip begitu-begitu lagi. Paling-paling hanya angka penjualan saja yang berubah. Lagipula laporan dari dua anak buahnya belum masuk. Dari kemarin sudah diminta tapi belum juga diserahkan. Murti kesal. Tidak setiap minggu ada hal baru yang perlu dilaporkan.

Tak bersemangat

Sambil termenung-menung di depan komputer, Murti mengakui bahwa perkataan Pak Yanto tadi memang benar. Tadi Murti bisa bermain dengan sepenuh hatinya. Semangatnya menggebu. Dia ingin menang. Pokoknya harus menang. Tapi begitu menghadapi pekerjaan membuat laporan, wah seluruh semangatnya hilang. Jadi malas. Murti jadi heran sendiri. Mengapa dia bisa bersikap seperti itu? Kalau sikapnya sebagai penyelia seperti itu, bagaimana dia bisa memberi teladan kepada anak buahnya?

Murti mencari apa penyebab semangatnya menurun. Mungkin karena pekerjaan tersebut tidak menyenangkan. Game lebih menyenangkan. Tapi membuat laporan terasa membosankan dan seperti formalitas saja. Padahal, dia tahu bahwa laporan itu penting bagi atasan. Bukan sekadar formalitas. Murti sadar dia tidak mungkin bersikap seperti ini terus menerus. Dia ingin mengubah keadaan. Membuat laporan yang selama ini menjadi beban, harus diubah. Kalau tidak, bisa repot sendiri.

Murti merasa lega karena Pak Yanto tidak memarahinya. Memang dia ditegur, tapi tidak dengan marah. Beliau memang bijaksana. Satu hal yang dipelajarinya dari Pak Yanto adalah, beliau selalu mengerjakan segala sesuatu dengan senang dan penuh semangat. Jadi, siapapun yang berada dekat beliau, selalu merasa bersemangat. Beliau bisa menularkan semangat kerjanya. Murti ingin seperti beliau. Murti ingin lebih bersemangat. Kalau semangat kerjanya sama dengan semangatnya bermain game, wah, asyik juga. Dia sudah bisa seperti Pak Yanto dong.

Murti segera mengambil keputusan. Dia langsung menghapus semua game yang ada di komputernya. Tidak ada game lagi. Sama sekali. Kemudian dia mencoba mencari hal yang dapat membuatnya menyukai pekerjaan lain seperti membuat laporan, mencatat penjualan, mencatat setiap perkembangan pelanggan, dan sebagainya.

Murti baru sadar, catatan data pelanggan sudah dua bulan tidak diperbarui. Jadinya pekerjaannya menumpuk. Akibatnya, dia semakin malas. Akhirnya jadilah lingkaran setan yang membuatnya selalu menunda pekerjaan yang tidak menyenangkan itu.

Hari ini Murti berniat meluangkan waktu untuk memperbarui semua data pelanggan. Memang cukup banyak sih. Habis, sudah dua bulan. Tapi kalau tidak dilakukan sekarang, kapan lagi. Semakin ditunda, semakin menumpuk. Semakin menumpuk, semakin membuatnya malas. Semakin malas, semakin ingin menunda. Lingkaran setan ini harus dipatahkan.

Sampai sore, ternyata belum selesai juga. Tapi Murti menemukan kesenangan baru. Dia jadi asyik bekerja. Dengan tidak adanya game di komputernya, dia tidak tergoda untuk main game lagi. Seluruh waktu kerjanya bisa dimanfaatkan secara lebih efisien. Ternyata enak juga. Malah lebih enak rasanya. Besok tinggal membereskan sisa datanya lalu mulai memperbaiki hal-hal lainnya yang selama ini diabaikan. Do your job! Never run away! Never delay!

Sumber: Potensi Diri - Semangat Kerja oleh Lisa Nuryanti, Director Expands Consulting & Training Specialist

1 Comments:

  • At 12:22 AM, Blogger Unknown said…

    enakan juga makan kuaci sambil baca donal bebek klo di kantor, ya gak bu lisa?????

     

Post a Comment

<< Home