xblog live

Catatan yang mungkin berguna

Tuesday, March 13, 2007

Iri?

Yuli ingin membuat baju baru. Selama ini dia jarang mengenakan celana panjang dan blazer. Ada sih. Tapi bisa dihitung dengan satu tangan karena hanya dua buah. Busana lainnya berupa rok bawahan dan baju atasan dengan blazer. Selama ini dia memang lebih suka mengenakan rok bawahan daripada celana panjang. Tapi hari itu dia ingin membuat setelan celana panjang. Yuli tidak tahu berapa meter kain yang dibutuhkan untuk membuat setelan celana panjang. Karena itu, Yuli berniat menanyakan hal ini kepada anak buahnya. Saat istirahat, Yuli masuk ke ruang marketing. Di sana terdapat beberapa karyawan wanita yang selalu mengenakan setelan celana panjang. Supaya cepat, Yuli menanyakan kepada Anita, salah seorang karyawati yang duduknya paling dekat pintu masuk.

"Kalau mau bikin setelan celana panjang dan blazer biasanya berapa meter ya?" Anita menjawab :"Sekitar tiga meter Bu. Dua tiga perempat meter juga cukup." Yuli berkata :"Terima kasih". lalu keluar dari ruang marketing untuk kembali ke pekerjaannya. Kejadian tadi hanyalah kejadian kecil di kantor yang dianggap biasa oleh Yuli. Bahkan siangnya dia sudah melupakan peristiwa tadi pagi.

Tapi tanpa disangka-sangka, ternyata dampak peristiwa itu cukup besar. Yuli diberi laporan oleh salah seorang karyawati mengenai kejadian pagi itu. Setelah Yuli keluar dari ruang marketing, karyawati lain, Asti, memberi komentar :"Yang dipercaya cuma Anita ya? Kita, yang lain tidak pernah ditanya apa-apa." Yang lainnya menyahut :"Iya, kita tidak dipercaya." Anita sendiri heran mendengar komentar teman-temannya. Tapi dia diam saja.

Yang paling heran Yuli. Pada saat tadi dia bertanya kepada Anita, dia tidak memiliki pikiran jelek apa pun. Dia merasa wajar bertanya kepada Anita karena meja Anita paling dekat dengan pintu masuk ke ruangan. Bukannya dia hanya percaya pada Anita. Dia hanya bertindak wajar saja. Tapi ternyata pandangan anak buahnya yang lain sangat berbeda dengan kenyataan. Mereka merasa Yuli lebih memperhatikan Anita dan kurang memperhatikan yang lainnya. Aduuhhh! Yuli sampai geleng-geleng kepala. Dalam hatinya dia berkata :"Saya tidak akan mau tanya apa-apa lagi selain urusan pekerjaan. Kapok."

Yuli kemudian ingat hal semacam itu telah beberapa kali terjadi. Anak buahnya mudah sekali merasa iri. Ketika Yuli membawa makanan dari luar kota untuk mereka semua, Yuli menyerahkan beberapa bungkus makanan ke semua anak buahnya. Supaya lebih praktis, Yuli menaruh semuanya di meja terdekat, yaitu meja Anita.

Kurang enak didengar

Ternyata yang lain merasa iri dan Anita terpaksa mendengar beberapa kata-kata yang kurang enak didengar. Intinya mereka mengatakan semua oleh-oleh itu sebenarnya untuk Anita saja. Padahal jelas-jelas Yuli mengatakan agar oleh-oleh itu dibagi sama-sama. Yuli berniat baik, tapi akibatnya malah kurang menyenangkan.

Kalau mau mengikuti perasaannya, Yuli tidak mau lagi membawa oleh-oleh atau bertanya sesuatu pada siapa pun. Tapi Yuli kemudian merenungkan mengapa mereka bersikap demikian. Apakah ada yang salah dari sikap Yuli? Apakah mereka memang merasa diperlakukan lain olehnya? Ataukah hanya sekedar iri hati?

Yuli ingin tahu. Tapi kalau dipikir-pikir, tidak ada gunanya dia tahu hal itu. Yang penting kalau ini semua memang salahnya, dia ingin memperbaiki sikapnya.

Kalau dulu dia jarang masuk ke ruang marketing, maka sekarang dia ingin lebih sering mengunjungi ruang marketing. Dulu dia setiap pagi mengajak mereka rapat di ruang rapat. Kini Yuli ingin mengajak mereka rapat di ruang marketing saja. Selain supaya suasana lebih santai, mereka lebih mudah mengambil data atau laporan yang diperlukan dalam rapat. Mereka juga bisa mengangkat telepon yang masuk sehingga pekerjaan lebih efektif dan efisien. Ternyata hubungan mereka lebih dekat. Suara-suara sumbang yang selama ini sering terucap, kini berkurang jauh.

Malah, kadang-kadang Yuli duduk dekat meja mereka. Kebetulan memang ada satu meja yang tidak ditempati. Yuli sering duduk di situ. Kadang-kadang dia bekerja di sana. Kadang-kadang Yuli makan siang di meja itu juga bersama mereka. Memang di kantor mereka tidak disediakan ruangan makan. Suasana berubah lebih menyenangkan.

Kemudian Yuli mengusulkan agar tempat duduk mereka dipindah-pindah. Setiap tiga bulan semua orang bergeser ke meja di sebelah kanannya. Ketika Yuli mengajukan usul ini, ternyata mereka sangat antusias. Mereka menyukai usul itu. Malah kini, meja mereka lebih rapi karena tiap tiga bulan harus bergeser ke meja lain. Barang-barang yang tidak berguna kini disingkirkan. Tidak ada lagi sandal di bawah meja. Tidak ada lagi tas plastik bercampur dokumen yang berserakan di laci. Kini semua lebih rapi dan lebih menyenangkan.

Yuli hanya bersyukur. Seandainya dulu dia marah dan kesal mendengar komentar anak buahnya, tentu tidak akan terpikir olehnya untuk melakukan berbagai perubahan ini. Tapi kini semua orang merasa lebih bersemangat dalam bekerja. Think positive! Act positive!

Sumber: Ptensi Diri - Iri? oleh Lisa Nuryanti, Director Expands Consulting & Training Specialist

0 Comments:

Post a Comment

<< Home